Ipung Angkat Bicara, Beberapa Faktor Terkait ATS di Jember
Jember, Wartarakyat.site - Kondisi tingginya angka anak tidak sekolah (ATS) dikabupaten Jember membuat sekretaris Komisi D DPRD Jember Edi Cahyo Purnomo angkat bicara.
Ipung (sapaan akrab) mengungkapkan, jika masih ada anak-anak yang tidak bisa bersekolah atau tidak bisa menikmati pendidikan di sekolah, ada kemungkinan karena dua faktor. Pertama faktor keluarga dan kedua dari pemerintah daerah.
Menurutnya, faktor keluarga sangat dominan memengaruhi tingkat partisipasi anak bersekolah. Misal anak-anak yang sudah terbiasa membantu orang tuanya di kebun.
“Jadi, bukan keluarga tidak mampu, tapi memang karena budaya yang dibangun orang tua,” jelas Edi Cahyo.
Dia meyakini, kondisi tersebut banyak terjadi di Kabupaten Jember. Meski sudah digalakkan program wajib belajar 12 tahun, dan sekolah yang sudah lama digratiskan, namun tak cukup mampu menaikkan minat masyarakat untuk menyekolahkan anaknya.
“Program beasiswa untuk anak-anak sekolah sampai ke perguruan tinggi juga ada. Tapi, kembali ke minat anak dan dukungan keluarganya,” imbuhnya.
Namun demikian, lanjut Ipung, faktor keluarga tak bisa disalahkan sepenuhnya. Sebab, di sisi lain, budaya keluarga yang tidak menyekolahkan anaknya juga merupakan dampak dari lemahnya upaya pemerintah dalam menyosialisasikan program wajib belajar kepada masyarakat.
Oleh karena itu, Ipung menyarankan pemerintah daerah setempat tidak hanya terfokus pada program rutinitas. Namun, menjangkau pada problem-problem yang selama ini menyelimuti wajah pendidikan Jember. Termasuk soal ATS tersebut.
“Jangan hanya menunggu bola. Tetapi, ya harus menjemput bola, sehingga tahu masalahnya seperti ini dan langkah yang harus dilakukan seperti ini. Jadi, semuanya perlu kehadiran pemerintah,” jelas pria yang juga Wakil Ketua DPC PDI Perjuangan Jember itu.
Ipung dalam beberapa kali kesempatan bertemu dengan Dinas Pendidikan Jember, terakhir sempat membahas perihal program-program pemerintah di bidang pendidikan. Namun, belum menyentuh soal ATS tersebut.
“Karenanya segera, nanti kita bertemu dengan Diknas, akan kami pertanyakan. Karena, cukup disayangkan juga jika Jember cukup besar ATS-nya,” pungkasnya. (*)