Media atau Senjata? Mengungkap Dinamika Isu di Jember
Illustrasi. (Dok. Istimewa)
Jember, Wartarakyat.site - Keberadaan media tidak hanya sekadar sebagai penyampai informasi, tetapi juga sering kali berperan sebagai aktor yang membentuk narasi di masyarakat.
Dalam beberapa tahun terakhir, muncul dugaan bahwa sejumlah media lokal terlibat dalam pembuatan isu yang tidak hanya memengaruhi opini publik, tetapi juga mendukung kepentingan tertentu.
Media yang seharusnya berfungsi sebagai pengawas dan pendorong transparansi sering kali terjebak dalam dinamika kekuasaan.
Misalnya, pemberitaan mengenai kebijakan pemerintah daerah sering kali diwarnai oleh kepentingan politik, di mana beberapa media cenderung memuat berita positif tentang pemerintah, sementara isu-isu kritis atau negatif diabaikan.
Hal ini bisa menciptakan ilusi bahwa segala sesuatunya berjalan dengan baik, padahal di lapangan, banyak masalah yang belum terselesaikan.
Fenomena ini tidak hanya memengaruhi kepercayaan masyarakat terhadap media, tetapi juga dapat memperburuk polarisasi di tengah masyarakat.
Ketika media berpihak pada satu kelompok, suara-suara yang berbeda sering kali terpinggirkan, menciptakan kesenjangan informasi yang signifikan.
Masyarakat yang tidak memiliki akses atau kemampuan untuk menganalisis berita secara kritis akan lebih rentan terhadap pengaruh informasi yang bias.
Lebih jauh, peran media sosial dalam penyebaran informasi di Jember juga patut dicermati. Banyak berita yang viral di platform-platform ini tidak selalu bersumber dari media terpercaya.
Hal ini dapat memperburuk keadaan, di mana berita hoaks dan informasi yang menyesatkan semakin mudah menyebar, menjadikan masyarakat sulit untuk mendapatkan pemahaman yang jelas tentang isu-isu yang ada.
Untuk mengatasi tantangan ini, penting bagi masyarakat untuk meningkatkan literasi media. Edukasi tentang cara menganalisis dan mengevaluasi sumber berita harus menjadi prioritas, agar masyarakat mampu membedakan antara informasi yang valid dan propaganda.
Selain itu, media itu sendiri harus berkomitmen untuk menjaga integritas dan netralitas, tidak terjebak dalam arus kepentingan politik.
Sebagai kesimpulan, media di Jember memiliki potensi besar untuk mendukung demokrasi dan transparansi, namun tantangan yang ada perlu dihadapi dengan serius.
Hanya dengan kolaborasi antara media, masyarakat, dan pihak-pihak terkait, kita dapat menciptakan lingkungan informasi yang lebih sehat dan berimbang. (Ruk)