Transformasi Pendidikan Indonesia Melalui Gateways Study Visit Indonesia 2024
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, Kholid (kanan), berdiskusi dengan Dirjen PAUD, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah Kemendikbudristek, Iwan Syahril (kiri). Kegiatan ini merupakan bagian dari Gateways Study Visit Indonesia (GSVI) 2024 yang berlangsung di Denpasar pada Selasa, 1 Oktober 2024. (Dok. Istimewa)
Wartarakyat.site - Indonesia memperkenalkan praktik terbaik dalam transformasi pendidikan pada ajang Gateways Study Visit Indonesia (GSVI) 2024, yang dihadiri oleh 56 peserta dari 20 negara dan sembilan organisasi internasional.
Dalam forum ini, Kepala SDN 066 Pekkabata, Erniwati, dan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pekalongan, Kholid, berbagi pengalaman mereka. Erniwati menekankan peran penting teknologi dalam Program Merdeka Belajar, khususnya melalui Rapor Pendidikan yang menjadi panduan dalam pengambilan keputusan sekolah.
"Rapor Pendidikan berfungsi sebagai kompas bagi saya, memandu arah kebijakan berdasarkan data yang akurat," ungkap Erniwati dikutip Antara. Sebelumnya, ketidakjelasan data menyulitkan proses pengelolaan sekolah.
Dia juga menyoroti Program Merdeka Mengajar yang memfasilitasi guru dalam mengadaptasi metode pengajaran sesuai kebutuhan siswa. "Transformasi ini telah mengubah fokus diskusi di antara guru, kini lebih pada implementasi PMM dan pencapaian siswa," tambahnya.
Sementara itu, Kholid menjelaskan bahwa transformasi pendidikan juga memudahkan koordinasi antara satuan pendidikan di wilayah yang beragam, mulai dari pegunungan hingga pesisir. Dengan penerapan ARKAS (Aplikasi Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah), proses pelaporan yang dulunya memakan waktu sebulan kini dapat diselesaikan dalam satu hari.
"Kami merasakan dampak signifikan, di mana komunikasi menjadi lebih efisien dan responsif terhadap masalah yang muncul," jelasnya.
Dirjen PAUD, Pendidikan Dasar dan Menengah, Iwan Syahril, menyatakan bahwa transformasi ini terjadi dengan pendekatan yang selaras dengan kondisi lokal, memungkinkan pemangku kepentingan untuk memanfaatkan teknologi secara efektif.
"Kami tidak mengklaim kesempurnaan, tetapi berharap pengalaman ini dapat menjadi inspirasi bagi negara lain untuk memperbaiki ekosistem pendidikan dan membangun sistem pendidikan digital yang lebih baik," tutupnya. (Ruk)