Bencana Erupsi Lewotobi Laki-laki, Warga Flores Timur Terpaksa Mengungsi
Ester Boi Duli, seorang guru PNS di SMP Negeri 1 Wulanggitang. (Dok. Istimewa) |
Flores Timur, Wartarakyat.site – Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur meletus pada hari Senin, 4 November 2024, menyisakan duka mendalam bagi warga yang terdampak. Salah satu rumah di Desa Klatanlo, yang hancur dilalap api akibat hujan batu pijar, adalah milik Ester Boi Duli, seorang guru PNS di SMP Negeri 1 Wulanggitang.
Ester menceritakan pengalaman pahitnya ketika melihat api mulai menjilat rumahnya. Dalam kepanikan, ia bersama anak-anaknya segera melarikan diri dengan sepeda motor, menjauh dari rumah yang sudah terbakar.
“Api sudah mulai menjalar, dan kami hanya bisa menyelamatkan diri. Ijazah dan surat berharga saya sebagai guru PNS ikut terbakar,” ungkapnya.
Kebakaran besar yang melanda rumah Ester terjadi sekitar pukul 11:57 WITA, saat keluarga tersebut sedang tidur. Ledakan keras yang terdengar pertama kali membangunkan anak laki-laki mereka.
Dalam kebingungan, mereka berusaha memadamkan api dengan air, namun api cepat menyebar, sementara batu-batu panas mulai masuk dan membakar bagian dalam rumah. “Kami hanya sempat membawa kunci motor dan handphone untuk menyelamatkan diri,” kata sang ibu.
Setelah berhasil keluar dari rumah yang terbakar separuh, mereka mencari tempat yang lebih aman di Boru. Dari kejauhan, mereka melihat rumah mereka sudah rata dengan tanah. Keesokan harinya, kondisi rumah yang hangus terbakar terlihat jelas, dan keluarga tersebut segera menuju posko pengungsian di Desa Bokang.
Di posko pengungsian, keluarga tersebut menghadapi kondisi yang memprihatinkan. Mereka hanya membawa pakaian yang melekat di tubuh, tanpa perlengkapan lainnya. Mereka tidur di atas tanah yang masih dipenuhi abu vulkanik dan sisa-sisa kebakaran.
Hingga hari pertama, bantuan dari pemerintah belum datang, dan mereka terpaksa mencari tempat tinggal sementara dengan bantuan keluarga.
Namun, beberapa saat setelah kejadian, bantuan mulai mengalir. Kementerian Sosial dan BNPB memberikan kasur untuk keluarga tersebut. "Walaupun bantuan yang diterima masih terbatas, kami bersyukur sudah mendapatkan kasur untuk tidur," ujar.
Meskipun rumah dan seluruh harta benda mereka terbakar habis, Ester tetap optimis. "Saya percaya ini adalah ujian dari Tuhan. Kami akan bangkit lagi, bekerja keras untuk memulihkan semuanya," katanya dengan harapan. Bantuan dari pemerintah dan dukungan masyarakat diharapkan dapat mempercepat proses pemulihan mereka.
Pemerintah daerah berjanji akan memberikan bantuan lebih lanjut untuk meringankan beban para korban, termasuk bantuan administrasi dan pengembalian dokumen penting yang ikut terbakar, seperti ijazah anak-anak Ester.
Dukungan dari berbagai pihak diharapkan dapat membantu keluarga-keluarga yang terdampak agar bisa pulih dan melanjutkan kehidupan mereka setelah bencana ini. (Ruk)