Blokade dan Jeglongan, Ketika Jalan Rusak Jadi Bencana di Jember
Kondisi jalan jalur Rambipuji-Puger. (Dok Istimewa) |
JEMBER (WARTARAKYAT) - Jalur Rambipuji-Puger di Kabupaten Jember menjadi saksi bisu atas kejadian-kejadian tragis yang terus berulang.
Baru-baru ini, sebuah kecelakaan melibatkan truk dengan muatan melebihi kapasitas, kembali memicu keresahan masyarakat.
Tidak hanya kecelakaan, kondisi jalan yang buruk juga telah memicu aksi protes berupa pemblokiran jalan oleh warga, sebagai bentuk kekecewaan atas lambannya tanggapan dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jember.
Aksi Blokade Jalan
Puluhan warga yang geram turun ke jalan, memblokade akses utama di jalur Rambipuji-Puger, Selasa (3/12/2024).
Mereka menuntut perhatian serius dari pemerintah daerah atas kondisi jalan yang rusak parah. Warga membawa spanduk dan mendirikan barikade untuk menghentikan kendaraan berat yang melintas.
Aksi ini membuat arus lalu lintas terhenti total dan menarik perhatian masyarakat luas, termasuk di media sosial.
Beberapa akun media sosial, terutama di TikTok, ramai memperbincangkan aksi ini. Akun @(⚜️صا Ù„Øين. Û±Û¸ ⚜️) menulis, "Mana Bupati Jember? Tolonglah rakyatmu ini, jangan terlalu lama duduk di singgasana."
Sementara akun lain, @Yaya_, mengkritik cara pemerintah memperbaiki jalan, "Perbaikan jalan cuma nembel jalan berlubang, harusnya diaspal total."
Protes ini juga menyoroti ketidakpuasan warga terhadap kendaraan berat yang melintas setiap hari, membawa muatan berlebih yang mempercepat kerusakan jalan. Akun @Abdul holek menambahkan, "Truk bis harus lewat lintas selatan."
Kondisi Jalan yang Memicu Bencana
Jalan Rambipuji-Puger saat ini dalam kondisi yang memprihatinkan. Jeglongan atau lubang-lubang besar tersebar di sepanjang jalan, menjadi perangkap bagi para pengendara, terutama saat hujan turun.
Genangan air yang menutupi lubang membuat pengendara motor sulit membedakan mana jalan yang aman dan mana yang berbahaya.
Tidak sedikit kecelakaan terjadi karena pengendara motor terperosok atau kehilangan kendali akibat jalan berlubang.
Pengemudi truk juga kerap bermanuver untuk menghindari lubang, yang justru menciptakan ancaman tambahan bagi kendaraan lain di sekitarnya.
Situasi ini menjadikan jalur Rambipuji-Puger sebagai salah satu jalur paling berbahaya di Kabupaten Jember.
Muatan Berlebih dan Minimnya Pengawasan
Selain jalan yang rusak, truk-truk berat dengan muatan berlebih menjadi biang kerok kerusakan jalan. Pos timbang kendaraan yang seharusnya menjadi alat pengontrol kini tidak lagi efektif.
Banyak kendaraan berat yang dibiarkan melintas tanpa pemeriksaan, menyebabkan jalan yang baru diperbaiki cepat kembali rusak.
Tuntutan Warga dan Solusi yang Diharapkan
Aksi protes dan komentar masyarakat di media sosial adalah bukti nyata bahwa warga lelah dengan janji-janji tanpa realisasi.
Warga menuntut langkah konkret dari Pemkab Jember untuk menyelesaikan permasalahan ini. Berikut adalah langkah-langkah yang diharapkan:
• Pengawasan Ketat Terhadap Muatan Kendaraan
Pos timbang kendaraan harus diaktifkan kembali dengan pengawasan ketat. Kendaraan berat yang melanggar aturan harus dikenakan denda tegas untuk mencegah pelanggaran serupa.
• Perbaikan Jalan yang Berkelanjutan
Pemkab harus beralih dari perbaikan tambal sulam ke pengaspalan menyeluruh atau pengecoran beton. Solusi ini tidak hanya tahan lama, tetapi juga lebih ekonomis dalam jangka panjang.
• Pengalihan Rute Kendaraan Berat
Warga telah menyarankan kendaraan berat diarahkan ke jalur lintas selatan yang lebih layak untuk truk bermuatan besar. Hal ini akan mengurangi beban pada jalur utama dan memperpanjang umur jalan.
• Kolaborasi dengan Perusahaan Besar
Perusahaan yang menggunakan jalan untuk distribusi, seperti pabrik semen, harus diminta berkontribusi dalam perbaikan jalan melalui CSR atau pajak khusus infrastruktur.
• Transparansi dan Dialog dengan Warga
Pemkab Jember harus transparan dalam pengelolaan anggaran untuk infrastruktur. Dialog langsung dengan warga juga perlu dilakukan untuk memastikan kebutuhan masyarakat terpenuhi. (Ruk)